Pertanyaan
Saya punya adik perempuan berumur 5 tahun lebih. Harapan saya, dia bisa menghafal Al-Quran (30 juz). Dari mana kami harus memulai dan bagaimana caranya?
Jawaban
Sesungguhnya pendidikan Agama di berikan kepada anak sejak dini (kecil), menghafal Al-Quran dan mengajarkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perkaran yang agung. Khususnya zaman sekarang, ketika banyak orang menyia-nyiakan (pendidikan) anak mereka atau anak-anak yang berada di bawah perwaliannya. Mereka juga disibukkan dengan perkara yang tidak bermanfaat untuk urusan akhirat, bahkan membahayakan mereka. Mereka ditautkan dengan tokoh-tokoh yang tidak pantas jadi teladan, seperti: aktor, atlet, dan penyanyi.
Kami berterima kasih kepada Saudari atas pertanyaannya dan kita meminta kepada Allah agar Dia menenguhkannya dan membantunya dalam urusan ini dan urusan yang lain. Semoga Allah juga memberinya pahala pada hari kiamat kelak. Betapa agungnya ketika manusia berjumpa dengan Rabb-nya, dan di catatan amalnya terdapat amal-amal shalih yang membantunya.
Terkait bahasan tentang sang adik perempuan dan cara menghafal Al-Quran, kami sarankan kepada Saudari sebagai berikut:
1. Mulai membaca dan menghafal yang paling mudah, yaitu surat Al-Fatihah. Kemudian lanjutkan dengan juz 30 (juz ‘amma). Mengawali dengan yang mudah akan membantu untuk langkah selanjutnya. Kebutuhannya terhadap surat Al-Fatihah sangat penting ketika hendak mulai belajar shalat.
2. Tentukan kadar hafalan dalam sehari, dengan kadar yang mudah dipenuhi, hingga akhirnya hafalannya kuat. Itu juga akan memudahkan proses menghafal selanjutnya. Kadar ini berbeda tiap orang, tergantung kecerdasan dan kecepatan hafal yang dimiliki.
3. Persering muraja’ah (mengulang-ulang) sampai benar-benar hafal. Jangan sampai ada hari yang terlewati tanpa hafalan baru maupun mengulang hafalan yang lalu.
4. Motivasi sang adik dengan hadiah bila telah selesai menghafal satu juz dengan sempurna, misalnya.
5. Awali dengan talqin (membacakan) dan tardid (memperdengarkan berulang kali). Biasanya ini adalah awal modal dalam menghafal, kemudian ajari ia cara membaca (Al-Quran), sampai nanti dia mahir membaca Al-Quran sendiri tanpa perlu didampingi saudarinya atau gurunya.
6. Jika sang adik sudah mencapai usia wajib-shalat dan berakal, ajarkan dia agar mengulangi hafalannya dengan cara membaca (surat yang telah dihafalnya) dalam shalat, baik shalat fardhu maupun nafilah (sunnah).
Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal : Orang yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.
7. Ulangi hafalannya dengan mendengar kaset atau komputer
agar terpadu antara baiknya pelafalan dan baiknya cara baca. Kesempatan ini juga bermanfaat untuk mengulang hafalan dan memperkuatnya.
8. Pilih waktu yang sesuai untuk menghafal
selagi tidak sibuk dan banyak urusan – misalnya pilih waktu setelah fajar (subuh) atau waktu antara maghrib dan isya. Jauhi masa ketika lapar, capek, atau mengantuk.
9. Puji sang adik di hadapan tetangga atau kerabat, untuk menyemangati dan memotivasi para tentangga dan kerabat supaya ikut menghafal Al-Quran. Baca dua surat al-mu’aqqidzat (yaitu Al-Falaq dan An-Nas), agar terhindar dari ‘ain orang yang dengki.
10. Sangat penting bagi sang adik untuk memakai satu mushaf, jangan gonta-ganti, karena dengan itu dia akan lebih kuat mengingat letak ayat.
11. Motivasi sang adik untuk menuliskan ayat yang telah dihafalnya, hingga tergabung antara pelajaran menulis dan kuatnya hafalan.
Hanya Allah yang mampu memberi taufik.
Fatawa Islam Sual wa Jawab (diasuh oleh Syaikh Shalih Al-Munajjid).
Sumber: http://islamqa.info/ar/32436
Penerjemah: Tim Penerjemah Muslimah.Or.Id
Muraja’ah: Ustadz Abu Umair
Artikel www.muslimah.or.id